KOMPONEN KENDALI: CARA KERJA SAKLAR/SWITCH, RELAY, KONTAKTOR, DAN TIMER
2.1 Switch / Saklar
2.2.1 Pengertian Switch / Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu
alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus
listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus
listrik lemah.
Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar
arus listrik lemah adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan
elektronika arus lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang
digunakan jika aliran listrik semakin kuat. Relay merupakan alat yang
menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar
atau saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya atau energi listrik.
Gambar 1.1 Macam macam Sakelar
Secara
sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa
terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off)
dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar supaya
tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida
biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini,
paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti
karat. Pada dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensormekanik, karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller
untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.
Yang membedakan
saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah bentuknya kecil
jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian pula
sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik semakin
kuat.
2.2.1 Jenis-Jenis Switch / Sakelar
a) Jenis saklar berdasarkan besar tegangannya
Ø Saklar
tegangan rendah
Ø Saklar
tegangan menengah
Ø Saklar
tegangan tinggi
b) Jenis
saklar berdasarkan tempat dan pemasangannya :
Ø Saklar
in low yaitu saklar yang ditanam didalam tembok.
Ø Saklar
out bow yaitu saklar yang dipasang pada permukaan tembok.
Ø Saklar
on off, merupakan saklar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya
ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik tombol saklar
harus ditekan pada posisi off. Saklar jenis ini biasanya digunakan untuk jenis
lampu.
Gambar
1.2.Simbol saklar push off
Gambar
1.3.Contoh fisik saklar push off
Ø Saklar
push on, merupakan saklar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya
ditekan pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik, jika
tombolnya dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya saklar
jenis ini digunakan untuk saklar bel rumah tangga.
Gambar
1.4.Simbol saklar push on
Gambar
1.5.Contoh fisik saklar push on
d) Macam
saklar berdasarkan jenis perunitnya :
Ø Saklar
tunggal, merupakan saklar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung
dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/
alat listrik yang digunakan.
Ø Saklar
majemuk, merupakan saklar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung
dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan
beberapa beban/alat listrik yang
digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jummlah tombol pada saklar
tersebut.
Selain
macam-macam saklar diatas juga terdapat macam saklar yang lainnya,Jenis-jenis
saklar pada dasarnya dibedakan menjadi :
a)
Saklar
Manual
Saklar
manual cara mengoperasikannya ialah dengan memindahkan tuas saklar secara
mekanis oleh operator. Biasanya saklar manual dipakai pada rangkaian elektronik
dengan kapasitas daya yang kecil dan tegangan yang kecil agar tidak menimbulkan
kemungkinan bahaya yang besar. Ukuran, bentuk dan cara pemasangannya sangat
bervariasi. Saklar manual biasanya dipasang pada rangkaian kontrol. Saklar
manual menurut penggunaannya untuk:
Ø Instalasi
penerangan.
Ø Instalasi
tenaga.
Macam-macam
saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut hubungannya
antara lain:
1. Saklar tunggal 6. Saklar kutub dua
2. Saklar seri 7.
Saklar kutub tiga
3. Saklar silang 8. Saklar tarik
4. Saklar tukar 9.
Saklar tombol tekan
5. Saklar kelompok
Gambar
1.6.Saklar tunggal, saklar seri dan saklar tukar
Gambar
1.7. Saklar silang, saklar kutub dua, saklar kutub tiga
Gambar
1.8.Saklar tarik dan saklar tombol tekan
b)
Saklar
Mekanik
Saklar
mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off
jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai. Saklar mekanik digunakan
untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian. Terdapat beberapa tipe saklar
mekanik, antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch
dan Temperature Switch.
Ø Limit
Switch (LS)
Limit
switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada dasarnya limit
switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena mendapat
tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Konfigurasi yang ada dipasaran
adalah: (a).Sirip roller yang bisa diatur, (b) plunger, (c) Sirip roller
standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang bisa diatur. Pada saat tuas
tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya. Contoh
aplikasi saklar ini adalah pada PMS (Disconecting Switch) untuk menghentikan
putaran motor lengan PMS.
Ø Flow
Switch (FL)
Saklar
ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa,
tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat cairan dalam pipa tidak ada
aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena tekanan disebelah kanan
dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran, maka tuas/piston akan bergerak
dan kontak akan berubah sehingga dapat menyambung atau memutusklan rangkaian.
Ø Level
Switch atau Float Switch (FS)
Saklar
level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan untuk
mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairan dalam
tangki digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar. Posisi level switch
ada yang horizontal dan ada yang vertikal.
Pada
posisi horizontal, apabila permukaan cairan turun, pelampung juga akan turun,
sehingga kontak akan berubah dari posisinya. Jika permukaan cairan naik lagi,
maka pelampung akan naik dan kontak akan berubah lagi.
Pada
posisi vertikal, di dalam pelampung terdapat magnet tetap, yang bergerak naik
turun mengikuti tinggi permukaan cairan. Di dalam pipa bagian tengah pelampung
terdapat saklar yang membuka dan menutupnya dikerjakan oleh piston yang
bergerak mengikuti magnet tetap di dalam pelampung.
FS
tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank dan closed tank. Open tank digunakan
untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfir. Sedangkan
closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.
Ø Saklar
Tekanan atau Pressure Switch
Pressure
switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan pada perangkat
saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya, misalnya
oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu) terjadi pada
tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena perbedaan
tekanan).
Ø Saklar
Temperatur atau Temperature Switch
Secara fisik
saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser
(digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak. Bagian yang bergerak dapat berupa
diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang
bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi
(On ke Off atau sebaliknya). Saklar temperatur biasanya disebut thermostat,
bekerja berdasarkan perubahan temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger
(dipicu) oleh pemuaian cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed
chamber) chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari
stainless steel.
Cairan
di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang tinggi, sehingga jika silinder
memanas, cairan akan memuai, dan menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan
penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status.
2.2 Relay
2.2.1 Pengertian Relay
Dalam
dunia elektronika, relay dikenal sebagai
komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an,
relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC
yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay
elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi
listrik. Secara sederhana relay
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :
Ø Alat
yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak
saklar.
Ø Saklar
yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya atau energi listrik.
Di
bawah ini contoh relayyang beredar di pasaran
Gambar 2.1 Relay yang tersedia di
pasaran
Secara
umum, relaydigunakan untuk memenuhi fungsi – fungsi berikut :
Ø Remote
control : dapat menyalakan atau
mematikan alat dari jarak jauh
Ø Penguatan
daya : menguatkan arus atau tegangan
·
Contoh : starting relay pada mesin mobil
Ø Pengatur
logika kontrol suatu sistem
2.2.2 Prinsip Kerja
Relay
Relayterdiri
dari coil dan contact. Perhatikan gambar 1.2, coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contact
adalah sejenis saklar yang pergerakannyatergantung dari ada tidaknya
arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum
diaktifkan open), dan Normally Closed(kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara
sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coilmendapat energi listrik
(energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armatureyang berpegas, dan contactakan
menutup.
Gambar 2.2 skema relay
elektromagnetik
Selain
berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi sebagai
pengendali sistem. Sehingga relaymempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada :
Ø Rangkaian
listrik (hardware)
Ø Program
(software)
Berikut
ini simbol yang digunakan :
Gambar 2.3 Rangkaian dan simbol
logika relay
Dalam
data sheet, penjelasan untuk coil dan contact terpisah. Hal ini menyebabkan masing
– masing mempunyai spesifikasi yangberbeda – beda juga. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.1 Contoh datasheet relayG2RS Omron
Sumber
: OMRON, General Purpose Relay G2RS Datasheet
Salah
satu kegunaan utama relaydalam dunia industri ialah untuk implementasi logika
kontrol dalam suatu sistem. Sebagai “bahasa pemrograman” digunakan konfigurasi yang
disebut ladder diagram atau relay ladder logic. Berikut ini beberapa petunjuk
tentang relay ladder logic(ladder
diagram):
Ø Diagram
wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk rangkaian kontrol
relaydan switching.
Ø LD
Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir.
Ø LD
Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran tegangan/arus.
Relay
Ladder Logicterbagi menjadi 3 komponen :
1. Input pemberi informasi
2. Logic pengambil keputusan
3. Output
usaha yang dilakukan
Diagram
sederhana dari sistem kontrol berbasis relayyang menggambarkan penjelasan di atas
dapat dilihat pada gambar 2.8. Dari gambar nampak bahwa sistem kendali dengan
relay ini mempunyai input device(misalnya: berbagai macam sensor, switch) dan
output device (misalnya : motor, pompa, lampu). Dalam rangkaian logikanya,
masing-masing input, output, dan semua komponen yang dipakai mengikuti standard
khusus yang unik dan telah ditetapkan secara internasional.
Gambar 2.4 system kontrol berbasis
relay
2.2.3 Jenis-Jenis Relay
Jenis relay
berdasarkan cara kerjanya:
1.
Normaly On
Kondisi awal
kontaktor tertutup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan
cara member arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi
ini adalah Normaly Close (NC).
2.
Normaly Off
Kondisi awal
kontraktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara
member arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini
adalah Normaly Open (NO).
3.
Change-Over (CO)
atau Double-Throw (DT)
Relay jenis ini
memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan
Normaly Close (NC).
4.
SPST (Single
Pole Single Throw)
Gambar
2.5 SPST
(Single Pole Single Throw)
Relay ini
memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar
(A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
5.
SPDT (Single
Pole Double Throw)
Gambar
2.6SPDT
(Single Pole Double Throw)
Relay ini
memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar
(A,B dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu
saat terminal A terputus dengan terminal pusat © maka terminal lain (B)
terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
6.
DPST (Double
Pole Single Throw)
Gambar
2.6 DPST
(Double Pole Single Throw)
Relay ini
mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal
merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 –A2
dan B2)
7.
DPDT (Double
Pole Double Throw)
Gambar
2.7 DPDT
(Double Pole Double Throw)
Relay ini
merupakan delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal
merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan
A2,B2,C2)
2.3 Kontaktor
2.3.1
Pengertian
Kontaktor
Gambar
3.1 kontaktor
Kontaktor
(Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja bedasarkan prinsip
induksi elektromaknetik. Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar
yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya
kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor
kumparan magnet (coil) dapat dirancang untuk arus searah ( arus DC) atau arus
bolak-balik (Arus AC). Kontaktor arus AC
pada inti magnetnya dipasang cincin untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu
sehingga kontaktor dapat bekerja normal. Sedangkan Kontaktor arus DC tidak
dipasang cincin hubung singkat.
1.
Kontaktor Arus
searah (DC)
Kontaktor DC
terdiri dari sebuah kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus
listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya
magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus
menutup/membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya
magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak
kembali membuka atau menutup.
2.
Kontaktor Arus
bolak-balik (AC)
Kontruksi
kontaktor AC pada dasarnya sama dengan DC, namun sifat arus AC bentuk gelombang
sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan sama dengan
nol.
Persamaan dan
perbedaan kontaktor dengan relay
A.
Perbedaan
Kontaktor dan Relay
Kontaktor
|
Relay
|
Bentuknya Besar
|
Bentuknya Kecil
|
Untuk Motor 3 Fasa
|
Untuk Control (PLC)
|
B.
Persamaan
Kontaktor dan Relay
Kontaktor
|
Relay
|
Memiliki Normally Open dan Normaly
Close
|
Memiliki Normally Open dan Normaly
Close
|
Memiliki koil (coil)
|
Memiliki koil (coil)
|
Kelebihan
dan Kekurangan kontaktor dengan relay
A.
Relay
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Suara
perpindahan arus lebih halus
|
Arus yang
dialirkan minim
|
Dapat dilihat
komponen dalam, (dapat dilihat kalau relay ini barang palsu atau bikinan)
|
Sering rusak
|
Terdapat 2
kutub phase dan netral
|
Mudah pecah,
karena body dari plastik
|
B.
Kontaktor
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Arus yang mengalir lebih besar di
bandingkan relay
|
Suara perpindahan arus kasar
|
Bias digunakan di voltage 220 dan 380
volt
|
Mudah panas
|
Body tahan pecah ( besi)
|
2.4 Timer
2.4.1
Pengertian
Timer
Time Delay Relay adalah serangkaian
saklar penunda waktu (output) yang bekerja ketika koil mendapatkan input daya
sesuai kapasitas kemampuannya. Dalam lingkungan industry, timer sering
digunakan pada bagian electrical control atau rangkaian pengendali yang
membutuhkan penunda waktu secara otomatis.
Timer dapat dibedakan dari
cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan
menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi
magnet akan bekerja bila magnet/koil mendapat tegangan AC sehingga menarik secara
mekanis kontak-kontak pada TDR sehingga mengalami perubahan kondisi dalam
jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang
menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian Resistor dan Kapasitor
yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh
kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan
lamanya pengisian kapasitor.
Bagian input timer biasanya
dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau
NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah
mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci
dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Pada umumnya timer memiliki 8
buah kaki / terminal yang 2 diantaranya merupakan kaki coil TDR. Biasanya
terdapat nomor pada setiap terminal sebagai penanda rangkaian untuk memudahkan
penyambungan. Nomor-nomor penanda tersebut yaitu :
2 – 7 : koil
|
1 – 4 : Kontak NC
|
1 – 3
: Kontak NO
|
8 – 5 : Kontak NO
|
8 – 6 : Kontak NC
|
Tabel 4.1
Kode nomor pada TDR
Untuk lebih jelasnya
tentang kode-kode terminal pada TDR dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1. Kode kontak-kontak dan kode
terminal pada TDR
2.4.2
Komponen Time Delay
Relay
Pada dasarnya timer terdiri dari :
1) Kontak-kontak NO /
NC
Kontak-kontak pada timer terdiri dari Normaly
Open dan Normaly Close. Kerja dari kontak-kontak tersebut akan bergantung pada
koil yang diberikan daya hingga koil akan merubah keadaan kontak-kontak yang
ada pada timer sehingga dapat difungsikan / dihubungkan kerangkaian lain.
2) Koil
Koil pada timer bekerja seperti pada kontaktor
yaitu ketika daya dihubungkan ke terminal koil maka dapat merubah kondisi
kontak-kontak TDR sesuai waktu yang telah ditentukan. Kondisi kontak yang
diubah adalah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
3) Pengatur waktu
sebagai penunda
Pengatur waktu pada TDR bekerja sebagai penunda
koil untuk mengubah kondisi kontak-kontak NO dan NC pada timer. Pengguna dapat
mengatur waktu sesuai yang dibutuhkan. Terdapat rentan waktu dalam satuan
second, minute dan jam yang dapat diatur sesuai dengan jenis timer yang
dipilih.
2.4.3
Prinsip Kerja TDR
Timer bekerja berdasarkan waktu yang
telah diatur oleh operator. Ketika koil timer sudah terhubung dengan sumber
tegangan maka pewaktu timer akan menghitung mundur, dan ketika waktu actualnya
telah tercapai maka koil akan bekerja mengubah kondisi kontak-kontak yang ada
pada TDR. Misal; kontak NO berubah menjadi terhubung dan NC berubah menjadi
terbuka.
Pada gambar dibawah ini merupakan posisi
ketika pernunda waktu bekerja dengan koil timer terhubung dengan sumber
tegangan sehingga arus listrik mengalir. Konektor yang teraliri arus listrik
berwarna merah. Apabila waktu penunda habis maka, kontak-kontak timer akan
berubah kondisi dan arus berubah mengalir.
Gambar 4.2 skema
timer
Gambar 4.3 real
bentuk timer
Gambar real bentuk timer, gambar
rangkaian dan spesifikasi TDR
Dari gambar real
dapat dijelaskan mengenai spesifikasi TDR yaitu ;
§ Source : 100 to 240VAC
maksudnya tegangan kerja timer adalah 100 – 240 Volt AC
§ 50/60 Hz : frekuensi
kerja TDR
§ Contact : 3 A 250
VAC adalah kemampuan kontak-kontak TDR untuk menghantarkan arus maksimal
sebesar 3 Ampere 250 Volt.
§ OMRON : Merk dari
perusahaan pembuat.
§ Made in China :
Produk buatan China.
Arti dan fungsi
indikator yang terdapat pada timer.
Ada beberapa item
indikator pada bagian timer yang perlu diketahui :
1. Power : Berfungsi
sebagai indikator bahwa supply tegangan sudah masuk
2. Out : Berfungsi
sebagai indikator bahwa output timer kerja (waktu actual = Set)
3. A : Mode timer ( on
delay mode )
4. 0-12 : Scala timer (
bisa dirubah )
5. Sec : Satuan timer
dalam second / detik. (bisa dirubah dalam satuan jam/hari)
6.
Jarum merah : Berfungsi sebagai indikator set, dirubah dengan cara
diputar.
BAB.3 KESIMPULAN
Dari pembahasan ini, kami menyimpulkan
bahwa Setiap komponen kendalimemiliki fungsi dan prinsip kerja yang
berbeda-beda.Timer
merupakan saklar penunda waktu yang bekerja sesuai pengaturan tunda waktu dan
dapat dimanfaatkan untuk rangkaian pengendali motor secara otomatis.
Terdapat komponen dalam TDR :
1.
Kontak-kontak NO dan NC
2.
Koil
3.
Pengatur waktu
Relay
adalah suatu piranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakkan sejumlah kontraktor (Saklar) yang tersusun.Kontaktor (Magnetic
Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja bedasarkan prinsip induksi
elektromaknetik atau sakelar magnet yang bekerja berdasarkan kemagnetan,
artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Elektronika, Ayyad. (2012) .Cara kerja Timer / Penghitung waktu. Diambil dari situs :
9.
Halliday,
2001 (Inggris)Halliday, David; Resnick, Robert; Walker, Jearl.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih anda telah berkomentar di halaman ini, kami akan mempertimbangkan komentar anda untuk kemajuan blog ini.