PLC sesungguhnya merupakan sistem
mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak
dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri.
Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Bagian-bagian pada PLC
Sumber: Basuki (2013), PLC 1 untuk kelas XI
a)
Power
Supply (Catu
Daya)
Catu
daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh bagian PLC
(termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja pada catu daya 24
VDC atau 220 VAC. Beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul
tersendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan yang medium
atau kecil, catu dayanya sudah menyatu. Pengguna harus menentukan berapa besar
arus yang diambil dari modul keluaran/masukan untuk memastikan catu daya yang
bersangkutan menyediakan sejumlah arus yang memang dibutuhkan. Tipe modul yang
berbeda menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda.
Catu
daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya langsung
ke masukan maupun keluaran, artinya masukan dan keluaran murni merupakan saklar
(baik relai maupun opto isolator). Pengguna harus menyediakan sendiri catu daya
terpisah untuk masukan dan keluaran PLC. Dengan cara demikian, maka lingkungan
industri dimana PLC digunakan tidak akan merusak PLC-nya itu sendiri karena
memiliki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran.
b)
Unit Pengolah Pusat (CPU - Central Processing
Unit)
Modul CPU
Modul
CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua
bagian:
1. Prosesor berfungsi:
a.
mengoperasikan dan mengkomunikasikan
modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
b.
Mengeksekusi program kontrol.
,
2. Memori, yang berfungsi:
Menyimpan informasi dalam bentuk digital yang bisa
diubah dan berbentuk tabel data (matriks) , register citra,
atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program
pengendali proses. Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah
kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroler (versi
mini mikrokontroler lengkap).
Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini bisa
merupakan mikrokontroler 16 atau 32 bit.
Biasanya untuk produk-produk PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya adalah Hitachi
dan Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa banyak menggunakan Siemens dan
Motorola untuk produk-produk Amerika. CPU ini juga menangani komunikasi dengan
piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian internal PLC,
eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan dan
memberikan sinyal ke keluaran (sesuai dengan proses atau p rogram yang
dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk
memeriksa agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan
karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu
pada badan PLC sebagai indikator
terjadinya kesalahan atau kerusakan.
Tugas dari CPU dalam PLC adalah
mengontrol dan mensupervisi semua operasi PLC, sebuah komunikasi internal atau
"Bus System" membawa informasi dari dan ke CPU, I/O, dan
memori. Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah, bahwa CPU dihubungkan ke
memori dan I/O oleh tiga macam Bus, yaitu:
1.
Control Bus,
mengijinkan CPU mengontrol kapan harus menerima atau mengirimkan informasi dari
salah satu yaitu I/O atau memori.
2.
Address
Bus, mengijinkan CPU untuk menetapkan alamat untuk
membuka komunikasi pada daerah tertentu yang ada di memori atau I/O.
3.
Data Bus,
mengijinkan CPU, memori dan I/O untuk saling tukar-menukar informasi (data).
Jumlah garis paralel dalam address bus ditentukan oleh besarnya lokasi
memori yang dapat dialamatkan, sedangkan ukuran dari data bus menentukan
besarnya jumlah bit informasi yang
dapat dilewatkan antara CPU, memori dan I/O.
c)
Memory
Untuk menyimpan program dan data PLC menggunakan
memori semikonduktor seperti RAM (Random Access Memory) atau PROM (Programmable
Read Only Memory) seperti EPROM atau EEPROM. Dalam beberapa hal RAM
digunakan utnuk pemrograman awal dan pengujian, sebab dengan menggunakan RAM
ini dapat dengan mudah melakuan pengubahan program. RAM yang ada di PLC ini
dilengkapi dengan backup-battery yang berfungsi untuk mempertahankan
agar program tidak hilang ketika sumber daya PLC dimatikan.
d) Input
Module
Antarmuka masukan berada di antara jalur
masukan yang sesungguhnya dengan unit CPU. Tujuannya adalah melindungi CPU dari
sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki yang bisa berakibat fatal serta dapat merusak
CPU itu sendiri.
PLC memerlukan peralatan modul I/O yang berfungsi untuk mengubah tegangan
yang umum dipakai pada kontrol rele (220 VAC, 24 VDC, atau yang lainnya) ke
dalam tegangan level TTL untuk dimasukkan ke PLC. Gambar 2.6 menunjukkan rangkaian dasar dari
peralatan yang dipakai untuk mengkondisikan dan memodifikasi sinyal input
dari luar PLC.
Modul antar masukan ini berfungsi untuk
mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari luar ke sinyal-sinyal
yang sesuai dengan tegangan kerja CPU yang bersangkutan (misalnya, masukan dari
sensor dengan tegangan kerja 24 VDC harus dikonversikan menjaid tegangan 5 VDC
agar sesuai dengan tegangan kerja CPU). Hal ini dengan mudah dilakukan
menggunakan rangkaian opto-isolator sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.6 Antarmuka input PLC
Sumber: Basuki (2013), PLC 1 untuk kelas XI
Penggunaan opto-isolator artinya tidak ada hubungan kabel sama sekali antara dunia
luar dengan unit CPU. Secara 'optik' dipisahkan (perhatikan gambar diatas),
atau dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Kerjanya
sederhana, piranti eksternal akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED
(dalam opto osilator), akibatnya photo
transistor akan menerima cahaya dan akan
menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya sebagai logika nol (catu
antara kolektor dan emitor drop dibawah 1 volt). Begitu juga sebaliknya, saat
sinyal masukan tidak ada lagi, maka LED akan mati dan photo transistor akan
berhenti menghantar (OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu.
e) Output
Module
Sistem otomatis tidaklah lengkap jika tidak ada
fasilitas keluaran atau fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat
eksternal (yang dikendalikan). Beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan
adalah motor, selenoida, relai, lampu indikator, speaker dan lain sebagainya.
Keluaran ini dapat berupa analog maupun digital. Keluaran digital
bertingkah seperti sebuah saklar, menghubungkan dan memutuskan jalur. Keluaran analog
digunakan untuk menghasilkan sinyal analog (misalnya, perubahan tegangan
untuk pengendalian motor secara regulasi linear sehingga diperoleh kecepatan
putar tertentu).
Sebagaimana pada antarmuka masukan, keluaran juga
membutuhkan antarmuka yang sama yang
digunakan untuk memberikan perlindungan CPU dengan peralatan eksternal,
sebagaimana ditunjukkan pada gambar I .3
Cara kerjanya juga sama, yang menyalakan
dan mematikan LED didalam optoisolator sekarang adalah CPU, sedangkan
yang membaca status photo transistor (
PLC dengan output transistor berbeda dngan PLC dengan ouput relay
), apakah menghantarkan arus atau tidak, adalah peralatan atau piranti
eksternal.
Gambar 2.7 Antarmuka output PLC
Sumber: Basuki (2013), PLC 1 untuk kelas XI
Cakep, tapi pengen liat contoh program nya
ReplyDeletesilahkan cek kembali postingan terbaru, saya sudah pos materi-materi plc untuk kelas beginner hingga middle ...
Deletekang kalo boleh saya mau minta file mengenai PLC INI KANG KARENA SAYA INGIN mengetahui sesuai dengan prosedur nya atau berurutan. saya sangat tidak mengetahui sama sekali tentang PLC INI untuk itu mohon bantuannya. terimakasih
Deletearigatogozaimash
ReplyDeletemakasih banyak sudah share
ReplyDeletealat pemisah lcd